Thursday 2 May 2013

Doa

Tugas 1: Renungkanlah firman Tuhan siang dan malam bukan merenungkan pekerjaanmu.

Teori 1: Di dalam ketidakhadiran keinginan-keinginan duniawimu disitu kau mendengarkan suara Tuhan mu.

Mari kita akan melihat bagaimana kita tertipu.

Untuk berdoa usahakan fikiranmu bersih/cerah/suci terlebih dahulu bukan usahakan fikiranmu kosong terlebih dahulu. Faham meditasilah yang menyuruh penganutnya mengosongkan fikirannya dan bersatu dengan alam. Sesat ya dan aku sebut ini tipis. Apakah kamu ingat perumpamaan tentang roh jahat? Rumah yang kosong akan mengundang roh jahat masuk. Karena apa? karena simpel, kosong. Jadi, jangan salahkan kamu kalau ketika kamu meditasi kamu mengalami kesurupan atau ketika kamu meditasi kamu malah menemukan/mendapatkan hal-hal yang jahat (bisikan atau gambaran/image/vision) atau pemikiran yang salah atau pemikiran yang sekilas benar ternyata setelah ditelisik lebih jauh adalah salah dari apa yang kita dapatkan setelah kita menuruti bisikan itu atau bekerja sesuai dengan gambaran itu. Bagaimana mungkin pikiran yang benar menghasilkan perbuatan yang salah, pastilah pikiran itu yang salah.

Hal yang paling penting adalah: undanglah Roh Kudus menguasai hati dan fikiranmu. Kamu tahu beberapa orang sudah mengetahui hal ini: keberadaan Roh Kudus di dalam seseorang akan mengatur cara orang bertindak dan berfikir. Tapi, permasalahannya, kita tidak percaya pada apa yang tidak bisa kita lihat bukan? Tentang hal ini, Tuhan Yesus sudah pernah bilang, berbahagialah orang yang percaya namun tidak melihat. Tentang Roh kita harus percaya walau kita tidak melihat. Itu inti pertama.

Penjelasan kedua tentang roh, apakah kamu melihat angin? tidak bukan? Apakah kamu merasakannya? Ya. Desiran angin kita bisa rasakan. Demikian juga roh. Kamu tidak melihatnya tapi bisa merasakannya.

Pertanyaan kedua, bagaimana caranya mengundang Roh Kudus itu masuk dan menguasai fikiran dan tindakan kita? Ucapkanlah, "Roh Kudus, Roh yang dari Tuhan Yesus aku memanggilmu saat ini untuk masuk dan tinggal di dalam hati dan fikiranku" (karena dengan ucapanmulah engkau dibenarkan).

Kamu tahu setelah badai berlalu, ada ketenangan yang berkelimpahan. Seperti badai di danau Galilea, ketika badai itu begitu besar adanya, para murid sangat ketakutan sehingga mereka membangunkan Guru yang sedang tidur. Guru marah karena mereka ketakutan. Guru menghardik badai itu dan badai itu diamlah. Seketika itu juga heninglah danau Galilea! Nah, pada saat proses pengundangan Roh Kudus ini kamu bisa juga mengalami badai (badai fikiran dan jiwa) kenapa? Karena ketika kamu percaya akan keberadaan Roh Kudus itu, peperangan sedang terjadi di dalammu. Biarkan itu terjadi karena itu merupakan bagian dari proses yang dilakukan Roh Kudus untuk memerangi dan mengeluarkan roh jahat yang ada di dalammu. Semakin kuat cengkraman roh jahat itu, tubuhmu bisa saja ikut merasakannya karena tubuh ikut ambil andil dalam keinginan roh jahat itu.

Jadi, intinya biarkan peperangan itu terjadi. Badai itu akan terjadi dan kamu tahu siapa yang akan menang bukan?

Bukankah yang kamu cari adalah kebenaran itu? Jika kamu menolak proses ini (menolak untuk diperangi) maka teruslah kamu menjadi Jahat, bahkan membawamu kedalam maut yang Tuhan sendiri tidak inginkan. Tapi kebodohanmu/ketidakmauanmulah yang membawamu kedalam maut itu sendiri. Jadi biarkanlah badai ini terjadi sesaat, kamu tahu siapa yang menang?

Saat penulisan ini berlangsung, saya diingatkan bahwa apa yang saya tulis itulah yang harusnya saya lakukan. Pada paragraf diatas saya menyebutkan bahwa kita harus menerima proses peperangan yang dilakukan oleh Roh Kudus dalam rangka mengeluarkan roh jahat itu dari dalam jiwa kita bukan? Dengan demikian, saya harus melakukannya juga. Bahkan ketika roh jahat itu keluar dengan malu yang tidak tertahankan saya tidak akan mempertahankan keburukan atau kesesatan dari dalam jiwa saya (lagi). Karena kenapa? Ambil contoh ini, ketika saya sedang mengerjakan suatu tugas proyek, saya tidak yakin apa yang saya kerjakan sudah benar tapi saya takut untuk bertanya kepada atasan saya apakah yang saya kerjakan ini sudah benar atau belum. Saya takut kalau ternyata yang saya kerjakan itu adalah hal yang gampang bagi atasan saya, dan saya melakukannya dengan salah, atasan saya tentunya akan berkata seperti ini di dalam hatinya, "masakan yang gampang seperti ini pun saya tidak tahu?". Saya berkata kepada kamu, ini hanya pemikiran saya dan pada kenyataannya atasan saya tidak mempunyai pemikiran seperti ini kepada saya. Inilah yang dinamakan Tuhan Yesus jangan menghakimi orang lain dan saya adalah orang yang sangat suka mengukur teman saya secara naluriah, atau mungkin situasi yang juga melatih saya untuk mengukur orang lain? Saya tidak tahu dan akhirnya ukuran itu juga saya diukur. Jadi apa yang seharusnya saya lakukan? Saya seharusnya datang ke bos saya untuk dikoreksi. Walaupun ternyata saya malu karena saya belum mengerti hal yang sederhana, tetapi roh kebodohan sudah keluar dari saya bersamaan dengan rasa malu tapi apakah yang saya dapat setelah itu? Kelegaan: bisa mengerti apa yang selama ini saya pusingkan/saya ragukan. Aku tahu ini penjelasan yang terlalu panjang dari "Malu bertanya sesat di jalan". Anggap sebagai penjelasan yang detail dan aku akui aku baru memahami betul pengertian ini. Ini adalah ego yang besar yang kutanam hingga saat ini.

Sedikit lagi tentang doa, sementara doa menyucikan/membersihkan/mencerahkan fikiran, pada momen kamu menutup matamu, jika muncul kejadian yang tidak mengenakkan dihatimu, orang-orang yang menyakitimu, ataupun orang-orang yang kau sakiti. Pada saat itulah kamu harus memohon ampun atas perbuatanmu kepada Tuhan dan memaafkan orang yang bersalah padamu secara ikhlas tidak berbekas lagi di fikiranmu.

Untuk menutup artikel ini, saya akan membuat kesimpulan:
1. Meditasi adalah hal yang salah.
2. Untuk berdoa bersihkan dulu dirimu dari segala dosamu.
3. Jangan berdoa dengan hati yang kosong, tapi berdoalah dengan tuntunan Roh Kudus.
3. Jangan menghakimi orang lain jika kamu tidak mau dihakimi oleh perasaanmu sendiri
4. Jika kau masih tidak mendengarkan. Kuduskanlah dulu semaunya yang saat ini ada padamu.

Sekian dan terimakasih.

Puji Tuhan Yesus


No comments:

Post a Comment