Monday 30 June 2014

Salah satu cara mengklasifikasi protokol-protokol routing adalah dengan tipe dari algoritma yang mereka pakai/gunakan untuk menentukan jalur terbaik ke suatu network tujuan.

Protokol-protokol routing dapat diklasifikasikan sebagai protokol ruting distance vector, link state, atau path vector. Distance vector berarti route-route diinformasikan sebagai vektor-vektor dari jarak dan arah. Jarak didefinisikan dalam bentuk metrik misal: hop count dan arah hanya sekedar router next-hop atau interface keluar.

Protokol-protokol routing yang termasuk distance vector:
- RIPv1
- RIPv2
- IGRP
- EIGRP

Router yang menjalankan protokol-protokol routing distance vector menentukan jalur terbaik untuk network-network yang tidak terhubung langsung berdasarkan informasi yang diterimanya dari tetangga. 

Jika router X mempelajari bahwa ada 2 jalur ke network yang sama, jalur yang satu melalui router Y dengan jumlah hop 7 dan jalur/rute yang lain melalui Router Z dengan jumlah hop 10, router yang menjalankan protokol routing distance vector akan memilih jalur/rute yang terpendek/tersingkat, yaitu melalui router Y (router Y sebagai next-hop router nya. Router X gak perlu tahu seperti apa bentuk/susunan/topologi jaringan dibelakang Router Y dan Router Z, dan membuat keputusan pemilihan jalur terbaiknya berdasarkan pada informasi yang dikirimkan oleh kedua router ini saja. 

Protokol-protokol routing distance vector tidak memiliki sebuah peta topologi seperti halnya protokol-protokol link state.

Network discovery adalah sebuah proses penting dari protokol routing manapun. Sebagian protokol routing distance vector seperti RIP bekerja melalui proses pembelajaran dan berbagi informasi dengan tetangganya selangkah demi selangkah. Saat sebuah route sudah dipelajari dari salah satu tetangga, informasi route itu diteruskan/dilanjutkan ke tetangga-tetangga lain dengan sebuah peningkatan/penambahan pada informasi metrik routing route itu.

Protokol-protokol routing juga butuh me-maintain tabel-tabel routing mereka untuk tetap terkini dan akurat. RIP menukarkan informasi tabel routing-nya dengan tetangganya setiap 30 detik. EIGRP, protokol routing distance vector lainnya, tidak mengirim update periodik ini dan hanya mengirimkan "bounded" updates hanya ketika terjadi perubahan topologi dan hanya dikirim ke router-router yang membutuhkan informasi ini. 

RIP juga menggunakan timer-timer untuk menentukan apakah sebuah router yang bertetangga tidak lagi ada, atau ketika beberapa router tidak memiliki informasi routing saat ini. Hal ini biasanya disebabkan karena jaringan belum berkonvergensi setelah terjadi perubahan topologi. Protokol-protokol routing distance vector juga menggunakan update-update tertriger untuk membantu percepatan waktu konvergensi.

Salah satu kerugian dari protokol-protokol distance vector adalah adanya potensi routing loops. Routing loops bisa muncul ketika jaringan sedang berada di dalam status tidak terkonvergensi. Protokol routing distance vector menggunakan hold-down timer untuk mencegah router tersebut dari menggunakan route yang lain sebagai pengganti network yang sedang down sampai semua router mempunyai waktu yang cukup untuk mempelajari perubahan topologi ini.

Split horizon dan split horizon dengan poison reverse juga digunakan oleh router-router untuk mencegah terjadinya loop routing. Aturan dari split horizon menetapkan bahwa sebuah router tidak boleh mengiklankan suatu route melalui interface mana dia menerima informasi route ini.

Split horizon dengan poison reverse berarti bahwa lebih baik secara jelas menyatakan bahwa router ini tidak memiliki sebuah route ke network ini dengan meracuni route tersebut dengan sebuah metrik yang menyatakan bahwa route itu tidak terjangkau (unreachable).

Protokol routing distance vector terkadang diartikan sebagai "routing by rumour", walaupun ini dapat terkadang menjadi salah nama. Protokol routing distance vector sangat terkenal bagi para network administrator saat mereka biasanya mudah dimengerti dan gampang diimplementasikan. Hal ini tidak berarti bahwa protokol-protokol link state lebih rumit atau sulit untuk dikonfigurasi. 

Sayangnya, protokol-protokol link-state telah menerima reputasi yang tidak beralasan ini. Kita mengerti pada bab berikutnya bahwa protokol-protokol link-state juga mudah untuk dimengerti dan dikonfigurasi seperti halnya protokol routing distance vector.

No comments:

Post a Comment