Tuesday 29 April 2014

Basic konfigurasi NAT dan DHCP

Langkah-langkah:
1. Prepare the network
2. Perform basic router configuration
3. Configure a Cisco IOS DHCP server
4. Configure static routing and default routing
5. Configure static NAT
6. Configure dynamic NAT with a pool of address

1. Prepare the network.
Pada file .pka terlampir network sudah disiapkan.

2. Perform basic router configuration
Configure the R1, R2 and ISP routers according to the following guidelines:
- Configure the device hostname
- Disable DNS lookup
- Configure a privileged EXEC mode password
- Configure a message-of-the-day banner
- Configure a password for the console connections
- Configure a password for all vty connections
- Configure IP address on all routers. The PCs receive IP addressing from DHCP later in the lab.
- Enable OSPF with process ID 1 on R1. Do not advertise the 209.165.200.224/27 network

3. Configure PC1 and PC2 to receive an IP address through DHCP

4. Configure a Cisco IOS DHCP server
The goal for this LAB is to have devices on the network 192.168.10.0/24 and 192.168.11.0/24 request IP address via DHCP from R2.

Perangkat lunak Cisco IOS mendukung konfigurasi sebuah server DHCP yang disebut easy IP.

Step 1: Exclude alamat-alamat yang secara statis diberikan contoh: alamat IP interface router-router, alamat IP server.

Server DHCP mengasumsikan semua alamat IP di dalam pool-nya bisa dibagikan ke klien DHCP. Kamu harus menjelaskan alamat IP yang DHCP server ga boleh berikan ke PC klien. Alamat IP yang gak boleh diberikan kesiapa-siapa ini biasanya alamat statik yang di booking oleh interface router, alamat IP switch, server-server, dan printer jaringan.

Perintah ip dhcp excluded-address mencegah ruter untuk memberikan suatu alamat atau memberikan sekelompok alamat IP ke klien DHCP. Perintah dibawah ini memberikan contoh:
R2(config)# ip dhcp excluded-address 192.168.10.1 192.168.10.10
R2(config)# ip dhcp excluded-address 192.168.11.1. 192.168.11.10

Step 2: Mengkonfigurasi pool
Buat pool DHCP dengan menggunakan perintah ip dhcp pool dan berinama R1Fa0.
R2(config)# ip dhcp pool R1Fa0

Lanjut dengan menjelaskan subnet yang akan digunakan ketika memberikan alamat IP. Pool-pool secara otomatis berasosiasi dengan sebuah interface berdasarkan network statement. Sekarang router bersikap sebagai sebuah DHCP server, membagi-bagikan alamat-alamat di subnet 192.168.10.0/24 dimulai dengan 192.168.10.1

R2(dhcp-config)# network 192.168.10.0 255.255.255.0

Konfigurasikan alamat default-router dan alamat server domain-name bagi network tersebut. Klien menerima pengaturan-pengaturan ini melalui DHCP, bersama dengan alamat IP

R2(dhcp-config)# dns-server 192.168.11.5
R2(dhcp-config)# default-router 192.168.10.1

Karena perangkat dari jaringan 192.168.11.0/24 juga meminta alamat-alamat dari R2, maka pool terpisah harus dibuat untuk melayani perangkat-perangkat pada network tersebut. Perintah-perintahnya sama dengan perintah-perintah yang ditunjukkan diatas:
R2(config)# ip dhcp pool R1Fa1
R2(dhcp-config)# network 192.168.11.0 255.255.255.0
R2(dhcp-config)# dns-server 192.168.11.5
R2(dhcp-config)# default-router 192.168.11.1

Step 3: Test DHCP
Pada PC1 dan PC2 test apakah masing-masing PC menerima satu alamat IP secara otomatis.

Step 4: Mengkonfigurasi alamat helper
Layanan network seperti DHCP bergantung pada broadcast layer 2 untuk bisa bekerja. Ketika server yang menyediakan layanan ini berada pada subnet yang berbeda dengan klien, server tidak dapat menerima paket-paket broadcast (biasanya paket-paket broadcast ini terhenti pada ruter atau dengan kata lain, ruter-ruter tidak meneruskan paket broadcast). Sehingga klien gagal mendapatkan alamat IP secara otomotis dari DHCP server.

Karena server DHCP dan klien DHCP tidak pada subnet yang sama, konfigurasi R1 untuk meneruskan paket-paket broadcast ke R2, dimana R2 adalah server DHCP, menggunakan perintah ip helper-address (perintah pada konfigurasi interface).

Perhatikan bahwa ip helper-address harus dikonfigurasi pada setiap interface yang terlibat.
R1(config)# interface fa0/0
R1(config-if)# ip helper-address 10.1.1.2
R1(config-if)# interface f0/1
R1(config-if)# ip helper-address 10.1.1.2

Step 5: Release dan renew alamat IP pada PC1 dan PC2
Tergantung atas apakah PC-PC kamu pernah digunakan di lab yang berbeda, atau terkoneksi ke internet, mereka mungkin sudah menerima alamat IP secara otomatis dari server DHCP yang berbeda. Kita butuh membersihkan alamat IP ini dengan menggunakan perintah ipconfig /release dan ipconfig /renew.

Step 6: Memeriksa konfigurasi DHCP pada ruter DHCP server
Kamu dapat memeriksa konfigurasi server DHCP dalam beberapa cara yang berbeda. Kamu dapat mengeluarkan perintah show ip dhcp binding untuk melihat alamat IP DHCP yang saat ini sedang diserahkan. Contohnya, output berikut ini menunjukkan bahwa alamat IP 192.168.10.11 telah diberikan kepada alamat MAC 3031.632e.3537.6563. Peminjaman IP berakhir pada 14 September 2007, jam 7:33 pm.


Perintah show ip dhcp pool menampilkan informasi tentang pool-pool DHCP yang saat ini terkonfigurasi pada ruter.  Pada output ini, pool R1Fa0 dikonfigurasi pada R1. Satu alamat telah dipinjamkan dari pool ini. Klien berikutnya yang menyampaikan permintaan akan menerima 192.168.10.12


Perintah debug ip dhcp server events dapat sangat berguna dalam memecahkan masalah peminjaman-peminjaman pada Cisco IOS DHCP server. Gambar berikut ini adalah output dari debug pada R1 setelah menghubungkan sebuah host. Perhatikan bahwa bagian yang disorot menunjukkan DHCP memberikan klien sebuah alamat 192.168.10.12 dan mask 255.255.255.0

5. Konfigurasi Static routing dan default routing
ISP menggunakan static ruting untuk menjangkau semua network diatas R2. Akan tetapi, R2 menterjemahkan alamat-alamat private kedalam alamat public sebelum mengirimkan trafik ke ISP. Oleh karena itu, ruter ISP harus dikonfigurasi dengan alamat public yang menjadi bagian dari konfigurasi NAT pada R2. Masukkan static route berikut pada ruter ISP:

ISP(config)# ip route 209.165.200.240 255.255.255.240 serial 0/0/1

Static route ini mencakup semua alamat yang di-assign ke R2 untuk penggunaan public.

Konfigurasi sebuah default route pada R2 dan propagasikan rute ini dalam OSPF:
R2(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 209.165.200.226
R2(config)# router ospf 1
R2(config-router)# default-information originate
R2(config-router)# end

Izinkan beberapa detik untuk R1 dapat mempelajari default route yang dikirimkan dari R2 dan kemudian cek ruting tabel R1. Sebagai alternatif, kamu dapat membersihkan tabel ruting R1 dengan perintah clear ip route *. Sebuah default route yang menunjuk ke R2 akan muncul di tabel ruting R1.

Dari R1, ping interface serial 0/0/1 pada ruter ISP (209.165.200.226)

6. Konfigurasi Static NAT
Step 1: Secara statik memetakan sebuah alamat IP publik ke alamat IP private
R2(config)# ip nat inside source static 192.168.20.254 209.165.200.254

Step 2: Jelasin inside NAT interface dan outside NAT interface
Sebelum NAT dapat bekerja, kamu harus menjelaskan interfaces mana yang inside dan interface mana yang outside.
R2(config)# interface serial 0/0/1
R2(config-if)# ip nat outside
R2(config)# interface fa0/0
R2(config-if)# ip nat inside

Step 3: Verify static NAT configuration
Dari ruter ISP, ping alamat IP public 209.165.200.254

7. Konfigurasi NAT dynamic dengan pool alamat-alamat
Sementara static NAT menyediakan pemetaan permanen antara alamat internal dan sebuah alamat IP publik spesifik, NAT dinamis memetakan alamat IP private ke alamat public. Alamat IP publik ini datang dari sebuah pool NAT.

Step 1: Define a pool of global addresses
Buat sebuah pool alamat-alamat yang kemana alamat-alamat source yang cocok diterjemahkan. Perintah berikut membuat sebuah pool yang bernama MY-NAT-POOL yang menterjemahkan alamat-alamat yang cocok ke sebuah alamat IP yang tersedia di dalam range 209.165.200.241 - 209.165.200.246

R2(config)#ip nat pool MY-NAT-POOL 209.165.200.241 209.165.200.246 netmask 255.255.255.248

Step 2: Buat sebuah ACL extended untuk mengidentifikasi alamat-alamat inside yang akan diterjemahkan.
R2(config)# ip access-list extended NAT
R2(config-ext-nacl)# permit ip 192.168.10.0 0.0.0.255 any
R2(config-ext-nacl)# permit ip 192.168.11.0 0.0.0.255 any

Step 3: Binding pool MY-NAT-POOL dengan ACL yang baru dibuat untuk mendirikan translasi source dinamis.
R2(config)# ip nat inside source list NAT pool MY-NAT-POOL

Sebuah ruter boleh mempunyai lebih dari satu pool NAT dan lebih dari satu ACL. Perintah diatas memerintahkan router pool alamat mana yang digunakan untuk menterjemahkan host-host yang diperbolehkan oleh ACL.

Step 4: Tentukan NAT interface inside dan NAT interface outside
R2(config)# interface serial 0/0/0
R2(config-if)# ip nat inside

Step 5: Verify the configuration
Pada R2 (ruter yang bertugas sebagai NAT), keluarkan perintah show ip nat translation dan show ip nat statistics




No comments:

Post a Comment